Pemurnian
varietas adalah kegiatan seleksi negatif, yaitu membersihkan populasi varietas
yang dimaksud dari campuran varietas lain dan tipe simpang. Pelaksanaan pemurnian varietas yaitu dengan
mencabut dan membuang varietas yang dikategorikan sebagai varietas lain atau
tipe simpang serta tanaman yang sudah terinfeksi OPT yang terbawa benih. Hasil
pemurnian yang diharapkan adalah populasi tanaman yang sehat dan sesuai dengan
deskripsi. Pelaksanaan pemurnian varietas sekaligus merupakan pemeriksaan
pertanaman dalam sertifikasi benih, sehingga benih hasil pemurnian dapat
disetarakan untuk menjadi kelas benih tertentu.
Persyaratan
a.
Syarat administrasi
·
Foto
copy sertifikat kompetensi;
·
Keterangan
asal benih/pertanaman yang akan dimurnikan; dan
·
Peta/sketsa
lokasi pemurnian.
b.
Syarat teknis
Kelas Benih Sumber
·
Varietas
sudah dilepas/terdaftar;
·
Lahan
yang digunakan bukan bekas tanaman bawang merah atau kerabat terdekat, minimal
1 (satu) musim tanam, terisolasi dari pertanaman bawang merah atau menggunakan
border yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit tanaman;
·
Luas
1 (satu) unit pemurnian maksimal 0,1 ha dalam satu hamparan; dan
·
Asal-usul
benih yang akan ditanam jelas.
Kelas Benih Sebar
·
Varietas
sudah dilepas/terdaftar;
·
Pertanaman
dapat berasal dari pertanaman konsumsi tetapi ≥ 75 % dari populasi dapat
diestimasikan sesuai dengan varietas yang diharapkan; dan
·
Luas
1 (satu) unit pemurnian maksimal 1 ha.
Tata
Cara Pemurnian Varietas
A.
Seleksi Tanaman
(1) Seleksi benih sumber
a Seleksi penggunaan
benih yang akan ditanam
Kegiatan pada
pemurnian varietas diawali dengan seleksi umbi pada benih yang akan ditanam.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan seleksi selanjutnya pada waktu pertanaman di
lapangan. Pelaksanaan seleksi umbi dilakukan sebelum umbi ditanam; Seleksi dilakukan terhadap semua umbi dengan
memperhatikan bentuk umbi secara umum, warna umbi, bentuk leher umbi/ujung umbi
dan bentuk pangkal umbi. Umbi di luar kriteria dari varietas yang dimurnikan
(diharapkan) disisihkan sedangkan umbi yang terinfeksi OPT, busuk, rusak/cacat
mekanis dibuang.
b. Seleksi di lapangan
Dilaksanakan sebanyak 3
(tiga) kali yaitu saat umur 20 – 25 hst, umur :35 – 40 hst, dan saat siap
panen. Metode pemeriksaan pertanaman dilakukan terhadap tiap rumpun pada satu
unit pemurnian.Tanaman yang tidak sesuai deskripsi ditandai dengan
ajir/dicabut; Tanaman terserang virus/terserang berat bakteri dan jamur harus
dicabut dan dimusnahkan. Serangan ringan (selain virus) dilakukan upaya
pengendalian.
·
Seleksi
pertama (umur 20 – 25 hst);
Pada fase vegetatif,
pertumbuhan relatif seragam, karakter daun sudah muncul dan sensitivitas
terhadap OPT tinggi. Karakter daun yang diamati adalah warna, bentuk penampang,
ujung, posisi, jumlah dan panjang daun.
·
Seleksi
kedua ( umur 35 – 40 hst);
Karakter daun : warna,
bentuk penampang, ujung, posisi, dan jumlah daun. Jumlah anakan, warna pangkal
batang; dan karakter bunga : warna dan jumlah tangkai.
· Seleksi ketiga, saat panen.
Pada seleksi akhir, aspek
kemurnian harus sudah dapat tercapai. Parameter tanaman yang diamati adalah
karakter umbi (leher, warna, keseragaman ukuran dalam satu rumpun, bentuk ujung
dan cakram) dan warna pangkal batang. .
(2) Seleksi benih sebar
a Seleksi penggunaan benih
yang akan ditanam
Kegiatan pada pemurnian
varietas diawali dengan seleksi umbi pada benih yang akan ditanam. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan seleksi selanjutnya pada waktu pertanaman di
lapangan. Seleksi umbi dilakukan sebelum umbi ditanam dandilakukan terhadap semua
umbi dengan memperhatikan bentuk umbi secara umum, warna umbi, bentuk leher
umbi/ujung umbi dan bentuk pangkal umbi. Umbi di luar kriteria dari varietas
yang dimurnikan (diharapkan) disisihkan. Umbi yang terinfeksi OPT, busuk,
rusak/cacat mekanis dibuang.
b. Seleksi lapangan
Waktu seleksi dilaksanakan
sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada umur : 35 – 40 hst dan pada saat siap panen.
Metode pemeriksaan pertanaman dilakukan terhadap tiap rumpun pada satu unit
pemurnian. Tanaman yang tidak sesuai deskripsi
ditandai dengan ajir/ dicabut; Tanaman terserang virus/terserang berat bakteri
dan jamur harus dicabut dan dimusnahkan. Serangan ringan (selain virus)
dilakukan upaya pengendalian.
·
Seleksi
pertama ( umur 35 – 40 hst)
Pada fase ini, jumlah daun dan tinggi tanaman
optimum serta bunga mulai muncul. Hal-hal yang perlu diamati karakter daun :
warna, bentuk dan posisi daun;
·
Seleksi
kedua, saat menjelang panen.
Pada seleksi ini, aspek
kemurnian harus sudah dapat tercapai. Parameter tanaman yang diamati adalah
bentuk dan warna daun serta bentuk dan warna umbi.
c. Pemeriksaan umbi di
gudang
Tujuan pemeriksaan umbi
benih bawang merah di gudang adalah untuk memastikan kondisi mutu benih bawang
merah (mutu fisik dan/atau status kesehatan benih) apakah memenuhi persyaratan
yang berlaku atau tidak.
Pelaksanaan pemeriksaan umbi
benih bawang merah adalah sebagai berikut :
·
Pemohon
mengajukan permohonan pemeriksaan umbi di gudang paling lama 7 (tujuh) hari
sebelum pemeriksaan.
·
Waktu
pemeriksaan dilakukan setelah panen, sortasi, pembagian kelompok (lot), sebelum
pengepakan dan distribusi;
·
Benih
sudah dikondisikan dalam kelompok/lot volume maksimum 8.000 kg;
·
Pengamatan
: Jumlah sampel minimal 1.000 umbi, diambil secara acak; amati karakter setiap
umbi, yaitu bentuk, warna, ukuran, bentuk ujung dan pangkal umbi serta posisi
diameter maksimum pada umbi; Pisahkan
umbi yang terserang Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT); Hitung dan persentasekan
jumlah umbi kategori varietas lain dan yang terserang OPT.
Hasil pengamatan dibandingkan dengan persyaratan teknis minimal
umbi sertifikasi benih bawang merah;
No.
|
Parameter
|
Satuan
|
Kelas Benih
|
|||
BS
|
BD
|
BP
|
BR
|
|||
1.
|
Lapang
a. Campuran
varietas dan tipe simpang, maks
b.
Kesehatan tanaman
Jumlah tanaman yang terserang
OPT, maks
Virus
- Onion
Yellow dwarf Virus (OYDV)
- Shallot
Laten Virus (SLV)
- Leak
Yellow Tripe Virus (LYSV)
Jamur
- Bercak
ungu (Alternaria porii)
- Embun
buluk (Peronospora, Destructor)
c. Pengelolaan
lapang *)
|
%
%
%
%
|
0,0
0,0
0,2
0,0
|
0,0
0,2
0,5
1,0
|
1,0
1,0
0,5
1,0
|
1,0
1,0
0,5
1,0
|
2.
|
Mutu Umbi
a.
Campuran varietas dan tipe simpang,
maks
b.
Kesehatan tanaman
Jamur
-
Busuk leher batang (Botrytis alii)
-
Bercak ungu (Alternaria porri)
-
Busuk pangkal (Fusarium sp)
- Antraknose
(Colletotricum gloesporidies)
Bakteri busuk lunak
- (Erwina arotovara)
- Kerusakan
mekanis
|
%
%
%
%
%
|
0,0
0,5
0,2
0,5
|
0,2
1,0
0,5
1,0
|
0,5
2,0
1,0
2,0
|
1,0
3,0
2,0
3,0
|
Catatan:
*)Pengelolaan lapangan
1. Apabila pengelolaan lapang tidak
baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit dan aphid
sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, tidak dibuat isolasi dari tanaman
bawang merah dengan border (screen atau tanaman
barier 5-6 baris) maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan.
2. Jika pemeriksaan tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan
berat oleh serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya
tidak dapat dilanjutkan.
B.
Rekomendasi
(1) Surat rekomendasi teknis dikeluarkan sebagai pernyataan teknis
terhadap kelompok benih bawang merah hasil pemurnian yang telah memenuhi
persyaratan teknis minimal sebagai benih bermutu sesuai dengan kelasnya;
(2) Surat rekomendasi teknis ditandatangani oleh Pengawas Benih
Tanaman
(3) Fungsi surat rekomendasi teknis adalah untuk menerbitkan
sertifikat benih.
C.
Penerbitan Sertifikat Benih
(1) Sertifikat benih hasil pemurnian varietas diterbitkan oleh
Kepala instansi untuk masing-masing lot benih yang telah memenuhi persyaratan
teknis minimal sebagai benih bermutu
(2) Sertifikat diberikan kepada produsen/pemilik benih.
D.
Pelabelan
(1) Label dalam bahasa Indonesia diberikan setelah sertifikat
benih diterbitkan dan telah dilegalisasi oleh instansi;
(2) Legalisasi label dengan memberikan nomor seri label dan
stempel instansi;
(3) Format dan isi label mencakup
nomor induk, nama dan alamat produsen/pemilik, nama varietas, kelas benih,
nomor lot, dan berat kemasan;
Sumber:
PERATURAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR
:170/Kpts/SR.130/11/2013
TANGGAL : 26 Nopember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar